Selasa, 06 Desember 2011

TEKNOLOGI & MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN

Oleh: Idah Syahidah NIM: 5051030049
Program Pascasarjana PPs IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2011

1.      Konsep Prinsip dan Prosedur
Teknologi pembelajaran berawal dari konsep pendidikan tenologi “educational technology”, dengan pemikiran betapa pentingnya penerapan produk-produk tenologi (perangkat keras maupun perangkat lunak) dalam dunia pendidikan.(Nana Syaodih Sumadinata, 2002). Berbeda dengan pendidikan klasik yang berorientasi pada pengawetan nilai-nilai dan budaya masa lalu, teknologi pendidikan lebih berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang.
Bertolak dari prinsip-prinsip penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, madzhab pendidikan teknologi bertujuan untuk; mengembangkan dan penguasaan kompetensi-kompetensi tertentu pada peserta didik, sesuai dengan jenis dan bidang pekerjaan tertentu. Struktur tujuan pendidikan dibentuk oleh sejumlah kompetensi yang diurai dari tujuan/ kompetensi yang lebih umum, kompetensi standar/minimum (Standar Kompetensi), kompetensi pra-syarat (Kompetensi Dasar), sampai pada tataran kompetensi yang sangat kusus dan operasional (Indikator Kompetensi).
Sementara itu Yusufhadi Miarso, menyatakan bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran dimaksudkan untuk: 1) memudahkan individu dalam mempelajari sesuatu, 2) meningkatan nilai tambah baik proses maupun produk pendidikan, dan 3) meningkatkan efesiensi dan efektifitas proses maupun produk pendidikan. (Yusufhadi Miarso; Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 2005).
2.      Perancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran berbasis pada tujuan, tujuan benar-benar menjadi “Kiblat” pembelajaran, “instruction is goals directed process”. Bukan mengacu pada penguasaan sejumlah materi pelajaran/bahan ajar (curriculum content) seperti madzhab pendidikan klasik.
Secara keseluruhan pembelajaran dirancang sebagai berikut: 1) Menganalisis kebutuhan pembelajaran, 2) Pernyataan tujuan-tujuan yang akan dicapai, 3) Memilih dan mengembanghkan bahan ajar yang dianggap relevan untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan, 4) Strategi/ metode pembelajaran untuk mengomunikasikan bahan ajar dengan siswa untuk mencapai tujuan, dan 5) Mengembangkan sistem evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan sudah dikuasi siswa atau belum. (Hilda Taba) dalam Nana Syaodih Sukmadinata.
3.      Pendekatan Sistem dalam Perancangan Pembelajaran

Jerrold Kemp dkk dalam “Designing Effective Instruction”, (1994); bahwa perancangan disain pembelajaran yang lengkap mencakup elemen-elemen gradual sebagai berikut:
a.    Mengidentifikasi Masalah/kebutuhan pembelajaran. (Identily instructional problem, and specipy goal for designing an instructional program).
b.    Menganalisis karakteristik siswa. (Examine learner characteristics).
c.    Mengidentifiasi bahan ajar, dan menganalisis tugas komponen-komponen pembelajaran, berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. (Indentify subject content and analyze task components related to stated goals and purpose).
d.    Menetapkan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai para siswa. (State instructional objectives for the learner).
e.    Menetapkan struktur bahan ajar secara gradual. (Sequence content).
f.    Mendisain strategi pembelajaran. (Design instructional strategies).
g.    Merencanakan metode pengampaian pembelajaran. (Plan instructional delivery).
h.    Mengembangkan instrument-instrumen pembelajaran untuk menilai tujuan-tujuan (Develops evaluation instruments to assess objectives).
i.      Memilih sumber-sumber belajar untuk mensuport kegiatan belajar-mengajar. Select resources to support instruction and learning activities).

4.      Model Disain Pembelajaran
Selanjutnya Kemp mengembangkan model disain pembelajaran sebagai berikut:


Instrudtional
Resources

Instructional Problems
Learner Cha racteristics
Task Analisys
Evaluation
instruments

Instructional
Delivery

Inetructional Strategies
Content
Sequencing
Instructional Objec
tives


SUMMATI
VE

EVALUATI-ON

SUP
PORT

SER
VICE
PLANNING
REVISION
SUMMATIVE  EVALUATION
PROJECT MANAGEMENT
 











5.      Taksonomi Pembelajaran
Taksonomi pembelajaran menurut Benyamin S.Blomm dalam (Taxonomy of Education) terdiri dari: Ranah penguasaan pengetahuan, b) penguasaan sikap dan nilai-nilai, dan          c) penguasaan keterampilan motorik.,  Konstruk taksonomi tersebut sebagai beriut:
6.      Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran Standar Kompetensi (SK)
Tujuan pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi dirumuskan mulai dari tujuan yang lebih umum menuju tujuan-tujuan yang lebih kusus dan operasional. Struktur tujuan dimaksu sebagai berikut:

7.      Analisis Pembelajaran
Hanry Lehman dalam (The Sistems Aproach to Education; 1988), bahwa analisis pembelajaran mencakup delapan taham kegiatan sebagai berikut:
a)         Melakukan analisis kebutuhan pembelajaran (needs analysis)
b)        Menetapkan tujuan pembelajaran
c)         Menganalisis hambatan, tantangan, keuatan, dan kelemahan pembelajaran
d)        Merancang disain pembelajaran berdasarkan tujuan yang ditetapkan
e)         Implementasi pembelajaran
f)          Mengevaluasi kegiatan penerapoan pembelajaran
g)         Merevisi disain pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi, dan
h)        Memodifikasi disain pembelajaran.

8.      Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik awal Siswa
Identifikasi karakteristik perilaku awal (entry behavior) siswa, umumnya dilakuan dengan mengadakan evaluasi sebelum kpenerapan pembelajaran, dengan menggunakan instrument evaluasi dalam bentuk tes awal (pree-test). Hasil-hasil analisis kebutuhan pembelajaran siswa ini selanjutnya digunakan sebagai acuan bagi guru untuk: menetapkan dan merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan ajar, memilih dan mengembangkan kegiatan pembelajaran, serta memilih dan mengembangkan sistem evaluasi pembelajaran.

9.      Menulis tujuan Kinerja atau Kompetensi dasar (KD).
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan pra-syarat yang perlu dikuasai siswa sebagai untuk dikuasainnya standar kompetensi tertentu. KD normatifnya dirumuskan oleh pemerintah dalam setiap silabus mata pelajaran tertentu, dan kewajiban guru selanjutnya merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran dengan merujuk pada KD dan indicator kompetensi yang tersedia.

10.    Mengembangkan butir tes Acuan Patokan.
Butir-butir tes acuan patokan secara normative dirumuskan sebagai berikut:
a)      Mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah  ditetapkan
b)      Mengacu pada prinsip-prinsip umum evaluasi yakni; validitas dan releabilitas (derajat ketepatan atau akurasi soal-soal tes, serta derajat kedipercayaannya).
Validitas tes mencakup validitas isi (content validity), dan validitas konstruk (construct validity). Validitas konten yakni validitas substansi kemampuan tertentu yang dipertanyakan atau untuk dijawab siswa. Selanjutnya validitas konstruk mencakup rumusan atau struktur soal yang diajukan sebagai pertanyaan untuk dijawab siswa. (Gronlund dan Robbert LLinne; Measurement and Evaluation in Teaching, 1991).
c)      Menghindari apa yang disebut sebagai “clue” (petunjuk kea rah jawaban yang benar) dalam konstruk tes, terutama tes obyektif, dan persyaratan lainna.

11.    Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran intinya adalah taktik yang digunaan agar pembelajaran menjadi efektif dsari segi hasil. Pengembangan strategi pembelajaran, diawali dari; a) menganalisis kebutuhan pembelajaran, b) pemilihan dan penetapan tujuan pembelajaran, c) merencanakan bahan ajar, d) memilih dan merencanakan metode pembelajaran, e) memilih dan merencanakan sistem evaluasi.

12.    Mengembangkan dan Memilih bahan Pembelajaran
Secara konseptual pengembangan bahan ajar didasarkan pada dua pertimbangan yakni; pertimbangan skop (keluasan) bahan ajar, dan sequen (tahapan-tahan) pengembangan bahan ajar secara gradual. Keluasan (scope) bahan ajar dipertimbangkan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga proporsional. Pengembangan bahan ajar secara sequential sangat didasarkan pada pertimbanga-pertimbangan sequen yang digunakan untuk setiap mata [pelajaran seperti: a) sequen logis, b) sequen pesikologis, c) sequen historis, d) sequen kronologis, e) sequen kausal. Dan f) sequen spiral. (Nana Syaodih Sukmadinata; 2002).

13.    Merancang dan Melakukan Penilaian Formative

Penilaian formative digunakan untuk menilai derajat kemajuan belajar siswa atau untuk perbaikan belajar siswa, bukan untuk penentuan kelulusan siswa, sehingga penilaian ini bersifat progesif dan mengacu pada proses pembelajaran (processing oriented). Waktu dan atau media penilaian formatif bisa dilakukan ketika berlangsung kegiatan/ proses pembelajaran.

14.    Merevisi Pembelajaran
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap tahapan implementasi pembelajaran. Hasil-hasil evaluasi selanjutnya digunakan untuk memberikan refleksi terhadap kekurangan serta kelebihan pembelajaran. Hasil refleksi ini selanjutnya digunakan untuk merevisi/ memodifikasi disain pembelajaran secara keseluruhan atau bagaian-bagian tertentu saja.

15.    Melakukan Penilaian Sumatif
Penilaian summatif dilakukan untuk kepentingan penentuan peserta didik apakah dipandang sudah Lulus atau Belum Lulus, berdasarkan patokan atau standar kemampuan minimal (SKM) yang telah ditetapkan sebelumnya, pada setiap mata pelajaran atau standar kelulusan pada setiap jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Hasil-hasil penilaian sumatif ini tidak diperbandingkan dengan nolrma-norma tertentu sebagaimana pada sistem evaluasi dengan menggunakan acuan normative (norms referenced) sebagaimana pada kurikulum berbasis pengetahuan.
 
16.    Uji-coba Rancangan Sistem Pembelajaran
Merujuk pada Borg and Gall, uji-coba rancangan/disain pembelajaran umumnya dilakukan dalam proses penelitian pengembangan model pembelajaran, tahapan ini dipandang penting untuk menguji kekuatan sekaligus kelemahan dari disain pembelajaran yang dibuat.
Kegiatan uji-coba dilakukan dalam bentuk uji-coba terbatas atau pada tataran wilayah pengujian kecil, dan uji-coba pada tataran yang lebih luas. Setiap selesai kegiatan pengujian, hasil-hasilnya dicatat dan dicermati secara seksama, untuk kemudian digunakan sebagai bahan revisi/perbaikan model pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam beberapa tahan kegiatan termasuk revisi/ modifikasinya, sesuai dengan kebutuhan sampai dianggap memadai.
Daftar Pustaka:
Borg and Gall, M.D. “Educational Research”.London Longman Group, 1983
Bruce Joyce and Marsha Weil; Models of Teaching (Third Eddition), Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, 1986.
Gary Anglin J; Instructional Technology (Past, Present, and Future), Second Eddition, Libraries Unlimited, Inc.  USA. 1995.
Gronlund dan Robbert LLinne; Measurement and Evaluation in Teaching, 1991.
Jerrold Kemp E, Gary Morrison R, Steven Ross M; Designing Effective Instruction, Macmillan Colledge Publishing Company, New York, 2002.
Nana Syaodih Sukmadinata; Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), Remaja Rosydakarya, Bandung, 2002
Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), Rajawali Press, Bandung, 2010.
Yusufhadi Miarso; Menyemai bednih Teknologi Pendidikan, Prenada Media, Rawamangun, Jakarta, 2005.

0 komentar:

Posting Komentar